Thursday, 21 January 2016

Sambut MEA, Indonesia Perlu Teknopreneur Futuristik Handal

Indonesia diharapkan bisa banyak melahirkan teknopreneur-teknopreneur andal yang tak hanya tangguh dalam berkompetisi, namun juga memajukan teknologi dan industri nasional serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan.


Untuk menuju ke sana, diperlukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan manajemen pengetahuan di dalam organisasi yang merupakan kunci keberlanjutan bisnis, terutama dengan mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2016 ini. 

Menurut Pontas Romulo Tambunan, Presiden Direktur PT Kilat Wahana Jenggala, jika hal itu diabaikan, maka anak bangsa nantinya cuma akan menjadi penonton di negeri sendiri saja.

"MEA sebagai pasar tunggal ASEAN dan basis produksi internasional dengan aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal memang menantang. Namun, jika SDM kita tidak kompetitif, maka kita akan lebih banyak menjadi penonton di negeri sendiri," kata Pontas di Jakarta, Rabu (20/1/2016)

Sebagai alumni Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB), Pontas mengaku mengidamkan akan banyak lahir teknopreneur-teknopreneur andal futuristik, khususnya dari sektor energi.

"Karena selain sektor pangan, sektor energi merupakan pendukung utama jalannya peradaban. Kemajuan suatu bangsa membutuhkan dukungan ketersediaan energi. Dilihat dari ketersediaan dan produksi energi, Indonesia termasuk salah satu lumbung energi dunia. Namun, kita belum berdaulat penuh atas sumber daya energi yang dimiliki," ujarnya.

Pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo sendiri, lanjut Pontas, memiliki agenda penting di sektor energi, mulai dari menjamin ketersediaan energi sampai meningkatkan elektrifikasi. Hal tersebut membutuhkan kontribusi dari dari para teknopreneur nasional yang mumpuni.

"Sektor energi harus dikuasai oleh anak bangsa. Apalagi pada sisi investasi, MEA menciptakan iklim yang mendukung masuknya modal asing, yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia, bahkan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia," jelasnya.

Berangkat dari latar belakang teknik dan berkecimpung dalam bidang energi, Pontas berkeinginan untuk mampu mendorong dan melahirkan teknopreneur yang kompetitif dan futuristik di bidang energi melalui Ikatan Alumni ITB (IA-ITB). 

Pontas akan mengusung semangat kemitraan untuk meningkatkan partisipasi dan peranan alumni untuk memberikan yang terbaik bagi almamater, masyarakat, serta kemanusiaan.

Meskipun peran dominan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tanggungjawab milik pemerintah, namun bukan berarti seluruh tanggungjawab berada di tangan pemerintah. Justru sebaliknya, perlu kesadaran bahwa efek dari MEA akan dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Karena itu, kerjasama antara alumni, akademisi, industri, dan pemerintah akan membuat Indonesia siap untuk menghadapi era persaingan bebas seperti saat ini," kata Pontas yang merupakan salah satu kandidat Ketua Umum IA-ITB periode 2016-2020. 

Pontas sendiri sudah berkecimpung di bidang energi sejak lama. Sebagai alumni angkatan 1990, Pontas merupakan calon termuda dalam bursa pemilihan Ketua Umum IA-ITB. Ia akan bersaing dengan Riza Falepi (Walikota Payakumbuh), Ridwan Djamaluddin (Kemenko Kemaritiman dan Sumberdaya), dan Hiramsyah S. Thaib (CEO PT Teknologi Riset Global).

Sebagaimana diketahui, kongres IA-ITB telah berlangsung sejak 1987 silam dimana yang terpilih sebagai Ketua Umum pertamanya adalah Cacuk Sudaryanto, mantan Direktur Utama Telkom yang kemudian menjabat Menteri Muda Urusan Rekstrukturisasi Ekonomi Nasional pada Kabinet Persatuan Nasional.

No comments:
Write komentar

Games

Top 20 FPS Games for Android and Ios

Labels